Minggu, 26 April 2009

Teknologi Romantisss (agak) Erotissss -visual preview









































Gambar 1:
Distance Lab projects presented at SIGGRAPH

Distance Lab project, Mutsugoto accepted and presented as posters in Los Angeles at the ACM SIGGRAPH 2008 Conference on Computer Graphics and Interactive Techniques.

Gambar2: Mutsugoto featured in Singapore Fringe Festival

Mutsugoto was exhibited at the Singapore Fringe Festival. The project was installed in the Arts House Foyer. Tomoko Hayashi and Stefan Agamanolis gave an artist talk at Sinema at Old School on 8 January 2009.

Gambar 3: gambaran mengenai sensor cahaya dari perangkat Mutsugoto.

dan ini ada video yang bisa anda lihat untuk sedikit memuaskan rasa penasaran anda mengenai bagaimana uji coba Mutsugoto dilakukan...




semoga bermanfaat!

Teknologi Romantisss (agak) Erotissss..











Bicara tentang teknologi komunikasi gak akan nemu ujungnya. Segala berubah, segala berkembang, semua inovasi punya perkembangan dan balapan jadi yang paling anyar, yang paling punya segalanya, yang paling memanjakan manusia dan selama bumi masih berputar, teknologi bakal terus berkembang tiada henti, begitu juga teknologi komunikasi.

Sampai saat ini, cara yang biasa dan selalu dilakukan untuk berkomunikasi adalah telfon dan sms, makin dimudahkan lagi dengan ada persaingan provider-provider komunikasi untuk menjadi yangh termurah. Selain itu, internet juga berkembang pesar dan menjadi sangat bermanfaat untuk berkomunikasi pasalnya teknologi internet menyediakan fasilitas komunikasi seperti email, chatting, webcam , webcall, VOIP bahkan videocall. Selain fasilitas tersebut, banyak juga bermunculan situs jejaring sosial seperti facebook, driendster, multiplay yang membuat orang berkumpul dan bisa mengetahui aktifitas temannya bahkan yang ada di negara lain secara maya. Memang benar adanya kalau orang bilang teknologi itu mendekatkan yang jauh.

"Teknologi mendekatkan yang jauh" dan bagaimana dengan hubungan a.k.a pacaran jarak jauh atau LDR (Long Distace Relationship)? Jarak yang jauh seringkali menjadi membosankan dengan cara berkomunikasi untuk melepas rindu yang begitu-begitu aja. Tapi sebentar dulu, sekarang, mari tinggalkan handphone, telepon, SMS, GPRS, atau video chatting untuk melepas rindu dengan pasangan kamu.

Kenalkan Mutsugoto atau bahasa Inggrisnya berarti 'Pillow Talk'. Terobosan teknologi komunikasi bagi para pasangan yang menjalani Long Distance Relationship.

Teknologi ini dikembangkan oleh Distance Lab. Lab dipimpin oleh Dr Stefan Agamanolis , lulusan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Media Lab dan salah satu direktur penelitian di Media Lab Eropa. Lab ini beranggotakan Stefan Agamanolis (Chief Executive / Research Director), Chriss Moule (Commercial Director), Paula Nichols (Administrative Coordinator), Professor Alan Alexander (Chair) , Angus Aitken - Costas Bissas - Elena Corchero- Tomoko Hayashi - Cindy jeffers - Andrea Taylor - Richard Wilson (Research Associate) , Mattew Karau dan Florian 'Floyd' Mueller sebagai project advisor dan beberapa orang lainnya di bagian marketing dan research fellow.

Distance Lab itu adalah organisasi penelitian yang membawa bersama media digital teknologi, desain dan seni untuk redefine dan mengatasi kelemahan dari jarak dalam belajar, kesehatan, hubungan, budaya dan domain lainnya.

Distance Lab mengembangkan Mutsugoto sejak tahun 2007 dan melibatkan artis dari Jepang, Tomoko Hayashi. Kalau email atau SMS hanya bisa mengekspresikan perasaan melalui kata-kata. Kalau video chatting cuma melalui gambar audio visual. Mutsugoto menciptakan sebuah inovasi komunikasi yang dilakukan lebih personal dan lebih intim.

Mutsugoto merupakan pengembangan dari alat komunikasi internet, dimana sama-sama menggunakan satelit sebagai salah satu perangkatnya, namun Mutsugoto memusatkan ciptaannya kepada "intimacy" yang lebih terasa nyata. Pada awal mulanya, penemuan ini digunakan untuk game fighting, bertujuan supaya berantemnya kerasa nyata, seolah-olah pemain itu bener-bener ngehajar lawannya, tapi kemudian dikembangkan dan ditujukan bagi pasangan LDR yang mungkin sangat membutuhkan alat semacam ini.

Penemuan yang baru diliput oleh BBC 21 April lalu ini memang belum dipasarkan secara luas, mungkin masih butuh waktu yang sangat lama untuk akhinya bisa dipasarkan, sekarang Distance Lab masih terus mengusahakan penyempurnaan bagi alat ini. Kalau dari uji-uji coba yang udah dilakukan, alat ini masih belum bisa menghantarkan rasa sentuhan, tapi sudah bisa dipakai berkomunikasi nonverbal melalui gestur dan gerakan tubuh melalui sensor cahaya.

Jadi secara teknis singkatnya, setiap pasangan bisa menggambar dengan cahaya di tubuh pasangannya dan menggambarkan garis-garis sekujur tubuhnya sendiri di ranjangnya supaya pasangannya tahu dimana dia sedang berada dan sedang ada dalam posisi seperti apa dan melalui gambar cahaya ini, mereka bisa tahu bagian tubuh mana yang sedang disentuh oleh pasangan mereka. Hmmm terdengar romantis dan ... agak erotis.
Cara kerjanya, pertama-tama, Mutsugoto harus terpasang di tiap kamar pasangan. Lalu masing-masing menggunakan alat khusus berbentuk cincin dan sebuah kamera akan dipasang di atas ranjang, dan sekarang yang sedang dibuat juga adalah desain ranjang khusus untuk menjadi bagian dari alat ini selain cincin. Kamera atau ranjang khusus berguna untuk menditeksi gerakan tangan yang dipasang cincin tersebut yang kemudian ditransmisikan melalui satelit dan dikirim ke perangkat lain di pasangannya di tempat yg berjauhan. Tubuh, yang diibaratkan seperti kanvas, menjadi tempat untuk menggambarkan atau mengekpresikan perasaan bagi sepasang kekasih. Lebih jelasnya nanti bisa dilihat melalui video yang akan segera saya post.

Nantinya , Mutsugoto ini dicita-citakan akan melebihi teknologi komunikasi seperti chatting dan teman-temannya, karena mutsugoto nantinya akan mampu mengirimkan rasa sentuhan dari pasangannya yang berada di tempat yang jauh, mungkin dengan diberi sensor panas, mungkin juga selain rasa sentuhan itu, pasangan LDR bisa sekaligus berkomunikasi verbal, ngobrol seperti chatting, bisa tatap muka seperti webcam atau 3G, dan sekaligus merasakan sentuhan lewat Mutsugoto ini. Mungkin sekarang kita masih berkhayal dan para pencipta Mutsugoto masih bercita-cita, tapi perkembangan teknologi dan kreatifitas manusia yang makin menggila akan segera membuat mimpi dan cita-cita itu menjadi nyata. Mengenai negativ dan positifnya alat ini semua kembali lagi ke anda, para pembaca dan para pengguna nantinya, karena ini hanya sekedar preview jadi belum bisa dikomunikasikan mengenai keuntungan kerugian dan dampaknya, karena penemuan ini belum mencapai kesempurnaan, masih dalam percobaan, dan belum dipasarkan dan diperasikan.

Teknologi ini, meski belum dioperasikan, sudah mendapat penghargaan dari Alt-w Production Fund. Dan menurut Stefan Agamolis, pihaknya masih mencari relawan, yakni 3 pasangan LDR untuk melakukan ujicoba. Seleksi para relawan akan dilakukan pada Agustus mendatang di Festival Edinburgh, Skotlandia.



Literatur:

http://www.distancelab.org/news/#1
http://www.mediascot.org/alt-w/distancelab
http://www.mutsugoto.com/
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/scotland/highlands_and_islands/8004769.stm
http://www.otakku.com/index.php/2009/04/22/mutsugoto-membuat-long-distance-relationship-lebih-mudah-untuk-dijalani/
http://www.youtube.com/watch?v=W4TkjW-09I8
http://www.youtube.com/watch?v=K0opLHLQDmk
http://web.media.mit.edu/~stefan/hc/projects/mutsugoto/
http://www.kontekaja.com/article.php?id=8065


Sabtu, 04 April 2009

Jalan tol bernama Internet


Pro dan kontra muncul saat timbul pernyataan ," Internet bukan merupakan media massa". Jadi, kalau bukan, status apa yang harus disematkan untuk internet?

Perkembangan media yang dimulai dari ditemukannya bahasa, tulisan, dan seterusnya yang membuat suatu lahan dan cara untuk berkomunikasi antar manusia. Manusia yang pastinya adalah makhluk sosial, jelas tidak bisa hidup sendirian, untuk tidak hidup sendiri, manusia butuh sesuatu yang bisa mengkomunikasikan dari sati orang ke orang lainnya, dan kemudian membentuk suatu jaringan komunikasi yang melengkapi segala kebutuhan di dalam hidupnya. Kemajuan teknologi komunikasi ini secara terus menerus berkembang, tujuan awalnya adalah memudahkan proses komunikasi antar manusia.

Apakah yang dikomunikasikan antar manusia itu? tidak lain dan tidak salah lagi, jawabannya
informasi. Informasi ini lah yang kemudian di share melalui sebuah media yang bisa diakses dan didapatkan oleh semua orang dengan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi mengenai banyak hal seputar kehidupan manusia dan munculnya internet, sungguh mempermudah kehidupan manusia jaman sekarang ini, manusia tebuai oleh begitu banyak teknologi canggih yang mempermudah segala urusannya.

Internet sudah jelas sama dengan media elektronik. Tapi apakah internet adalah media massa juga?
Apakah ia bisa menemani surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, dan film yang sudah lebih dulu dikenal sebagai media massa? Nanti bisa disimpulkan lagi setelah pembahasan singkat tentang ini.

Kami sebut ini dunia maya. Mobil-mobil ini namanya informasi dan bermesinkan komputer. Manusia tinggal duduk diam di depan layar apa saja (bahkan di depan kulkas), asalkan layar itu memiliki koneksi dengan yang namanya internet. Ini dunia yang serba cepat. Ia tidak butuh jam tetapi hanya sekian detik. Ini bebas dan lancar. Ini internet.

Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri gampangnya adalah pesan yang diinformasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Misi awal internet ini tadinya hanya sebagai sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Menyimpang jauh dari misi awalnya. Bahkan sekarang internet memiliki pengaruh dan peranan besar dalam kampanye. Melalui web pages, blog ataupun situs jejaring sosial, para caleg, cawapres dan capres bisa memberikan informasi terbaru mengenai dirinya dengan cepat. Bisa berhubungan dengan para partisipannya dan bahkan melalukan kampanye on-line. Telah ada lebih dari ratusan situs di internet (websites) digunakan oleh para praktisi politik, partisan politik, pemerhati politik untuk melakukan usaha komunikasi, informasi, dan persuasi dalam proses mencapai keberhasilan kampanye bagi para kandidat presiden Amerika di tahun 2004.

Internet sudah merambah ke segala bagian dari kehidupan manusia masa kini, sudah menjadi penyedia berbagai macam informasi, berbagai macam fasilitas yang mentreat manusia, segalanya sudah bisa dilakukan lewat internet. Internet merupakan saluran komunikasi interaktif. Sama dengan komunikasi antarpribadi di dalam masyarakat. Tetapi internet lebih jauh jangkauannya, bahkan bisa melakukan kuliah jarak jauh, berbelanja jarak jauh, atau bahkan bersekolah jarak jauh. Di sini seakan-akan terjadi demassifikasi, desentralisasi dan destandarisasi media massa. Tetapi internet juga sudah menyerupai komunikasi massa karena penggunaannya sudah menyebar ke seluruh dunia. Penyedia home page seakan-akan sama dengan stasiun TV atau penerbitan media massa cetak. Data atau informasi yang tersedia di home page untuk semua orang, terbuka untuk siapa saja.

Internet dan fasilitasnya juga kemudian menjamah kehidupan dunia jurnalistik, muncul yang namanya cyberjournalism. Para wartawan pun dimanjakan dengan akses pengiriman berita melalui sistem pengiriman online melalui ponsel berteknologi data paket (General Packet Radio Service/GPRS) yang disempurnakan lagi melalui Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE). Inilah salah satu bukti konvergensi merambah dalam manajemen media massa.

Lalu muncul Code Division Multiple Access (CDMA) pada 2004 semakin membuka peluang bisnis berbasis Internet nirkabel semakin melaju. Wartawan pun ikut menikmatinya, bahkan proses manajemen pemberitaan media massa yang menerapkan cyberjournalism semakin memantapkan kinerjanya. Sejumlah wartawan pun menikmati babak awal Generasi Ketiga (Third Generation/ 3G) alias triji dalam dunia telekomunikasi nasional.

Tapi dari sekitar 600 media massa nasional, belum semuanya bisa menerapkan cyberjournalism ini. Alasannya bisa berupa teknis, faktor finansial atau kebijakan manajemen. Masih banyak media massa di luar ibu kota di Indonesia yang kesulitan mendapatkan akses internet. Cyberjournalism relatif mudah diterapkan dengan melibatkan perguruan tinggi yang memiliki kajian ilmu komunikasi untuk pengembangan isi pesan (content), dan ilmu teknik komputer/informatika guna mengembangkan modul teknologi informasinya.


Dari cerita-cerita dan pembahasan kami di atas, boleh kami katakan kalau internet itu media massa. Ia adalah adek baru dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Meski bagi beberapa orang ia masih dianggap ‘banci’ karena bisa menjadi saluran komunikasi interaktif, seperti komunikasi tatap muka muka di masyarakat. Tapi jangkauannya yang jauh dan tak terbatas, juga jumlah pengaksesnya yang besar pula, ia bisa dimasukkan dalam media massa. Ia adalah saluran yang mudah dan bebas hambatan. Ia adalah jalan tol bagi komunikasi.

wasalam.



sumber:
  1. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15IN/NET: PMB - Media Massa Indonesia
  2. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15
  3. http://72.14.235.132/search?q=cache:MGeddzRm7WMJ:fportfolio.petra.ac.id/user_files/88-010/Kekuatan%2520Media%2520Massa%255B1%255D.doc+apakah+internet+media+massa&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
  4. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  5. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15
  6. http://www.pacific.net.id/content/view/120/78/lang,en/
  7. http://www.scribd.com/doc/7653259/Definisi-Media-Relations



basa basi bukan basa basi

Huaalooww..

Basi ya klo cuma basa basi, tapi biarpun basi, ini bukan sekedar basa basi belaka.
Post pertama seharusnya sih diisi sama anak cucu dari pembuahan yang terjadi di otak kami masing-masing tentang banyak hal yang seringkali dateng pergi gak terkontrol. but wait.. KAMI?? siapa kami..??

Perkenalkan, kami dua orang yang membuahi dan meleburkan segala bentuk ide dan pemikiran yang simpang siur di otak kami, adalah dua orang mahasiswi Jurnalistik muda(*walaupun kami sudah punya junior, efek berasa muda itu awet muda*) yang tidak bercita-cita menjadi wartawan tapi tetep berusaha keras bergelut dalam dunia kejurnalannya, dan kami adalah Christine Listya dan Handayani Tritama.

Cinemadness
, adalah segala pembahasan yang berkutat dalam dunia perfilman, apapun itu, akan menjadi bagian besar dari post-post berikutnya,bagian kecilnya, ya kita tunggu saja tanggal mainnya.

kalo kata Bunda Dorce,"kesempurnaan adalah milik Allah YME, ketidaksempurnaannya adalah milik kita manusia" , jadi.. untuk segala penulisan yang jauh dari sempurna ini, kami minta siapa aja untuk berkomentar, sepatah dua patah hinaan juga gak apa-apa.. dengan harapan ini bisa jadi simbiosis mutualime untuk kita semua.

Wasalam.