Minggu, 26 April 2009

Teknologi Romantisss (agak) Erotissss..











Bicara tentang teknologi komunikasi gak akan nemu ujungnya. Segala berubah, segala berkembang, semua inovasi punya perkembangan dan balapan jadi yang paling anyar, yang paling punya segalanya, yang paling memanjakan manusia dan selama bumi masih berputar, teknologi bakal terus berkembang tiada henti, begitu juga teknologi komunikasi.

Sampai saat ini, cara yang biasa dan selalu dilakukan untuk berkomunikasi adalah telfon dan sms, makin dimudahkan lagi dengan ada persaingan provider-provider komunikasi untuk menjadi yangh termurah. Selain itu, internet juga berkembang pesar dan menjadi sangat bermanfaat untuk berkomunikasi pasalnya teknologi internet menyediakan fasilitas komunikasi seperti email, chatting, webcam , webcall, VOIP bahkan videocall. Selain fasilitas tersebut, banyak juga bermunculan situs jejaring sosial seperti facebook, driendster, multiplay yang membuat orang berkumpul dan bisa mengetahui aktifitas temannya bahkan yang ada di negara lain secara maya. Memang benar adanya kalau orang bilang teknologi itu mendekatkan yang jauh.

"Teknologi mendekatkan yang jauh" dan bagaimana dengan hubungan a.k.a pacaran jarak jauh atau LDR (Long Distace Relationship)? Jarak yang jauh seringkali menjadi membosankan dengan cara berkomunikasi untuk melepas rindu yang begitu-begitu aja. Tapi sebentar dulu, sekarang, mari tinggalkan handphone, telepon, SMS, GPRS, atau video chatting untuk melepas rindu dengan pasangan kamu.

Kenalkan Mutsugoto atau bahasa Inggrisnya berarti 'Pillow Talk'. Terobosan teknologi komunikasi bagi para pasangan yang menjalani Long Distance Relationship.

Teknologi ini dikembangkan oleh Distance Lab. Lab dipimpin oleh Dr Stefan Agamanolis , lulusan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Media Lab dan salah satu direktur penelitian di Media Lab Eropa. Lab ini beranggotakan Stefan Agamanolis (Chief Executive / Research Director), Chriss Moule (Commercial Director), Paula Nichols (Administrative Coordinator), Professor Alan Alexander (Chair) , Angus Aitken - Costas Bissas - Elena Corchero- Tomoko Hayashi - Cindy jeffers - Andrea Taylor - Richard Wilson (Research Associate) , Mattew Karau dan Florian 'Floyd' Mueller sebagai project advisor dan beberapa orang lainnya di bagian marketing dan research fellow.

Distance Lab itu adalah organisasi penelitian yang membawa bersama media digital teknologi, desain dan seni untuk redefine dan mengatasi kelemahan dari jarak dalam belajar, kesehatan, hubungan, budaya dan domain lainnya.

Distance Lab mengembangkan Mutsugoto sejak tahun 2007 dan melibatkan artis dari Jepang, Tomoko Hayashi. Kalau email atau SMS hanya bisa mengekspresikan perasaan melalui kata-kata. Kalau video chatting cuma melalui gambar audio visual. Mutsugoto menciptakan sebuah inovasi komunikasi yang dilakukan lebih personal dan lebih intim.

Mutsugoto merupakan pengembangan dari alat komunikasi internet, dimana sama-sama menggunakan satelit sebagai salah satu perangkatnya, namun Mutsugoto memusatkan ciptaannya kepada "intimacy" yang lebih terasa nyata. Pada awal mulanya, penemuan ini digunakan untuk game fighting, bertujuan supaya berantemnya kerasa nyata, seolah-olah pemain itu bener-bener ngehajar lawannya, tapi kemudian dikembangkan dan ditujukan bagi pasangan LDR yang mungkin sangat membutuhkan alat semacam ini.

Penemuan yang baru diliput oleh BBC 21 April lalu ini memang belum dipasarkan secara luas, mungkin masih butuh waktu yang sangat lama untuk akhinya bisa dipasarkan, sekarang Distance Lab masih terus mengusahakan penyempurnaan bagi alat ini. Kalau dari uji-uji coba yang udah dilakukan, alat ini masih belum bisa menghantarkan rasa sentuhan, tapi sudah bisa dipakai berkomunikasi nonverbal melalui gestur dan gerakan tubuh melalui sensor cahaya.

Jadi secara teknis singkatnya, setiap pasangan bisa menggambar dengan cahaya di tubuh pasangannya dan menggambarkan garis-garis sekujur tubuhnya sendiri di ranjangnya supaya pasangannya tahu dimana dia sedang berada dan sedang ada dalam posisi seperti apa dan melalui gambar cahaya ini, mereka bisa tahu bagian tubuh mana yang sedang disentuh oleh pasangan mereka. Hmmm terdengar romantis dan ... agak erotis.
Cara kerjanya, pertama-tama, Mutsugoto harus terpasang di tiap kamar pasangan. Lalu masing-masing menggunakan alat khusus berbentuk cincin dan sebuah kamera akan dipasang di atas ranjang, dan sekarang yang sedang dibuat juga adalah desain ranjang khusus untuk menjadi bagian dari alat ini selain cincin. Kamera atau ranjang khusus berguna untuk menditeksi gerakan tangan yang dipasang cincin tersebut yang kemudian ditransmisikan melalui satelit dan dikirim ke perangkat lain di pasangannya di tempat yg berjauhan. Tubuh, yang diibaratkan seperti kanvas, menjadi tempat untuk menggambarkan atau mengekpresikan perasaan bagi sepasang kekasih. Lebih jelasnya nanti bisa dilihat melalui video yang akan segera saya post.

Nantinya , Mutsugoto ini dicita-citakan akan melebihi teknologi komunikasi seperti chatting dan teman-temannya, karena mutsugoto nantinya akan mampu mengirimkan rasa sentuhan dari pasangannya yang berada di tempat yang jauh, mungkin dengan diberi sensor panas, mungkin juga selain rasa sentuhan itu, pasangan LDR bisa sekaligus berkomunikasi verbal, ngobrol seperti chatting, bisa tatap muka seperti webcam atau 3G, dan sekaligus merasakan sentuhan lewat Mutsugoto ini. Mungkin sekarang kita masih berkhayal dan para pencipta Mutsugoto masih bercita-cita, tapi perkembangan teknologi dan kreatifitas manusia yang makin menggila akan segera membuat mimpi dan cita-cita itu menjadi nyata. Mengenai negativ dan positifnya alat ini semua kembali lagi ke anda, para pembaca dan para pengguna nantinya, karena ini hanya sekedar preview jadi belum bisa dikomunikasikan mengenai keuntungan kerugian dan dampaknya, karena penemuan ini belum mencapai kesempurnaan, masih dalam percobaan, dan belum dipasarkan dan diperasikan.

Teknologi ini, meski belum dioperasikan, sudah mendapat penghargaan dari Alt-w Production Fund. Dan menurut Stefan Agamolis, pihaknya masih mencari relawan, yakni 3 pasangan LDR untuk melakukan ujicoba. Seleksi para relawan akan dilakukan pada Agustus mendatang di Festival Edinburgh, Skotlandia.



Literatur:

http://www.distancelab.org/news/#1
http://www.mediascot.org/alt-w/distancelab
http://www.mutsugoto.com/
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/scotland/highlands_and_islands/8004769.stm
http://www.otakku.com/index.php/2009/04/22/mutsugoto-membuat-long-distance-relationship-lebih-mudah-untuk-dijalani/
http://www.youtube.com/watch?v=W4TkjW-09I8
http://www.youtube.com/watch?v=K0opLHLQDmk
http://web.media.mit.edu/~stefan/hc/projects/mutsugoto/
http://www.kontekaja.com/article.php?id=8065


4 komentar:

  1. kalo sentuhan bisa terasa asyik plus repot juga ya :)

    BalasHapus
  2. wah bahaya alat ini euy..
    bisa2 makin banyak praktek mesum dgn media dunia maya... wah harus di kaji ulang nih kalau dampak negatifnya lebih byk daripada yang positif. jangan cuma hanya mementingakn keuntungan yang bakal diperoleh dengan adanya alat ini.

    BalasHapus
  3. @nanda: yoi.. itu mah tergantung pikiran lo bo. haha..

    @kejut:emang blm reseach lagi ttg dampak2nya bu.. ini juga bisa2 nanti negatifnya dipake buat ngebunuh jarak jauh. gaswat pokoke.

    BalasHapus
  4. Christian Pratama Wijaya11 Juni 2009 pukul 09.55

    wew...
    ada positif ada negative lah...
    tergantung si pemake sendiri...hehehehehe

    BalasHapus