Sabtu, 04 April 2009

Jalan tol bernama Internet


Pro dan kontra muncul saat timbul pernyataan ," Internet bukan merupakan media massa". Jadi, kalau bukan, status apa yang harus disematkan untuk internet?

Perkembangan media yang dimulai dari ditemukannya bahasa, tulisan, dan seterusnya yang membuat suatu lahan dan cara untuk berkomunikasi antar manusia. Manusia yang pastinya adalah makhluk sosial, jelas tidak bisa hidup sendirian, untuk tidak hidup sendiri, manusia butuh sesuatu yang bisa mengkomunikasikan dari sati orang ke orang lainnya, dan kemudian membentuk suatu jaringan komunikasi yang melengkapi segala kebutuhan di dalam hidupnya. Kemajuan teknologi komunikasi ini secara terus menerus berkembang, tujuan awalnya adalah memudahkan proses komunikasi antar manusia.

Apakah yang dikomunikasikan antar manusia itu? tidak lain dan tidak salah lagi, jawabannya
informasi. Informasi ini lah yang kemudian di share melalui sebuah media yang bisa diakses dan didapatkan oleh semua orang dengan biaya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi mengenai banyak hal seputar kehidupan manusia dan munculnya internet, sungguh mempermudah kehidupan manusia jaman sekarang ini, manusia tebuai oleh begitu banyak teknologi canggih yang mempermudah segala urusannya.

Internet sudah jelas sama dengan media elektronik. Tapi apakah internet adalah media massa juga?
Apakah ia bisa menemani surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, dan film yang sudah lebih dulu dikenal sebagai media massa? Nanti bisa disimpulkan lagi setelah pembahasan singkat tentang ini.

Kami sebut ini dunia maya. Mobil-mobil ini namanya informasi dan bermesinkan komputer. Manusia tinggal duduk diam di depan layar apa saja (bahkan di depan kulkas), asalkan layar itu memiliki koneksi dengan yang namanya internet. Ini dunia yang serba cepat. Ia tidak butuh jam tetapi hanya sekian detik. Ini bebas dan lancar. Ini internet.

Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri gampangnya adalah pesan yang diinformasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Misi awal internet ini tadinya hanya sebagai sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Menyimpang jauh dari misi awalnya. Bahkan sekarang internet memiliki pengaruh dan peranan besar dalam kampanye. Melalui web pages, blog ataupun situs jejaring sosial, para caleg, cawapres dan capres bisa memberikan informasi terbaru mengenai dirinya dengan cepat. Bisa berhubungan dengan para partisipannya dan bahkan melalukan kampanye on-line. Telah ada lebih dari ratusan situs di internet (websites) digunakan oleh para praktisi politik, partisan politik, pemerhati politik untuk melakukan usaha komunikasi, informasi, dan persuasi dalam proses mencapai keberhasilan kampanye bagi para kandidat presiden Amerika di tahun 2004.

Internet sudah merambah ke segala bagian dari kehidupan manusia masa kini, sudah menjadi penyedia berbagai macam informasi, berbagai macam fasilitas yang mentreat manusia, segalanya sudah bisa dilakukan lewat internet. Internet merupakan saluran komunikasi interaktif. Sama dengan komunikasi antarpribadi di dalam masyarakat. Tetapi internet lebih jauh jangkauannya, bahkan bisa melakukan kuliah jarak jauh, berbelanja jarak jauh, atau bahkan bersekolah jarak jauh. Di sini seakan-akan terjadi demassifikasi, desentralisasi dan destandarisasi media massa. Tetapi internet juga sudah menyerupai komunikasi massa karena penggunaannya sudah menyebar ke seluruh dunia. Penyedia home page seakan-akan sama dengan stasiun TV atau penerbitan media massa cetak. Data atau informasi yang tersedia di home page untuk semua orang, terbuka untuk siapa saja.

Internet dan fasilitasnya juga kemudian menjamah kehidupan dunia jurnalistik, muncul yang namanya cyberjournalism. Para wartawan pun dimanjakan dengan akses pengiriman berita melalui sistem pengiriman online melalui ponsel berteknologi data paket (General Packet Radio Service/GPRS) yang disempurnakan lagi melalui Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE). Inilah salah satu bukti konvergensi merambah dalam manajemen media massa.

Lalu muncul Code Division Multiple Access (CDMA) pada 2004 semakin membuka peluang bisnis berbasis Internet nirkabel semakin melaju. Wartawan pun ikut menikmatinya, bahkan proses manajemen pemberitaan media massa yang menerapkan cyberjournalism semakin memantapkan kinerjanya. Sejumlah wartawan pun menikmati babak awal Generasi Ketiga (Third Generation/ 3G) alias triji dalam dunia telekomunikasi nasional.

Tapi dari sekitar 600 media massa nasional, belum semuanya bisa menerapkan cyberjournalism ini. Alasannya bisa berupa teknis, faktor finansial atau kebijakan manajemen. Masih banyak media massa di luar ibu kota di Indonesia yang kesulitan mendapatkan akses internet. Cyberjournalism relatif mudah diterapkan dengan melibatkan perguruan tinggi yang memiliki kajian ilmu komunikasi untuk pengembangan isi pesan (content), dan ilmu teknik komputer/informatika guna mengembangkan modul teknologi informasinya.


Dari cerita-cerita dan pembahasan kami di atas, boleh kami katakan kalau internet itu media massa. Ia adalah adek baru dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Meski bagi beberapa orang ia masih dianggap ‘banci’ karena bisa menjadi saluran komunikasi interaktif, seperti komunikasi tatap muka muka di masyarakat. Tapi jangkauannya yang jauh dan tak terbatas, juga jumlah pengaksesnya yang besar pula, ia bisa dimasukkan dalam media massa. Ia adalah saluran yang mudah dan bebas hambatan. Ia adalah jalan tol bagi komunikasi.

wasalam.



sumber:
  1. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15IN/NET: PMB - Media Massa Indonesia
  2. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15
  3. http://72.14.235.132/search?q=cache:MGeddzRm7WMJ:fportfolio.petra.ac.id/user_files/88-010/Kekuatan%2520Media%2520Massa%255B1%255D.doc+apakah+internet+media+massa&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
  4. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  5. http://basuki1.ganeca.net/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=15
  6. http://www.pacific.net.id/content/view/120/78/lang,en/
  7. http://www.scribd.com/doc/7653259/Definisi-Media-Relations



1 komentar:

  1. wahhh ini dia yang sekarang jadi masalah.
    dengan uraian di atas.. menurut kalian, apakah kasus dari Prita Mulyasari dapat dikatakan sebagai surat pembaca dari media massa??

    BalasHapus