Sabtu, 13 Juni 2009

Kenalkan: Scene Indie Made In Jawa Tengah

Kalau selama ini kamu sangka scene indie, khususnya film indie, adanya di Jakarta atau Bandung aja, kamu salah besar. Mari berkenalan dengan JKFB alias Forum Kerja Film Banyumas. JKFB adalah asosiasi komunitas film di eks-karisidenan Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Dengan visinya yang ingin menjadi fasilitator dan mediator dalam mengembangkan serta memajukan kegiatan perfilman di eks-karisidenan Banyumas melalui program kegiatannya, kini JKFB sudah memiliki empat anggota yaitu Cinema Lovers Community (Purbalingga), Komunitas Sangkanparan (Cilacap), Komunitas Seni Banjarnegara, dan Komuniats Seni Purwokerto.
Sari Handayani, yang berasal dari Purwokerto sekaligus Bendahara JKFB, menceritakan sedikit tentang kehidupan perfilman indie di Purwokerto. “Secara teknis produksi, teman-teman di Purwokerto sedang mengejar ketertinggalannya dengan teman-teman di kota 'besar’, tetapi secara kualitas cerita tidak kalah dengan cerita-cerita di kota besar dan dengan adanya perguruan tinggi negeri di Purwokerto, karya teman-teman di Purwokerto cukup beragam, dari tema urban sampai lokalitas nya,” tuturnya.
Sari Handayani, atau akrabnya dipanggil Sari ini, juga menuturkan kalau di Purwokerto, istilah indie sudah mulai ditinggalkan tanpa meninggalkan semangat independent-nya. Di Purwokerto, mereka meyebutnya dengan film pendek. Sejarah film pendek di Purwokerto sendiri sudah tercatat sejak tahun 1999.
Sari sendiri sudah beberapa kali menyutradarai film-film pendek, di antaranya Rainholic, Blinddate, Black and White, Dompet dan Apepe. Di tahun 2004, Rainholic memenangkan kompetisi fim pendek yang diadakan oleh Youth Power di kategori Juara Favorit. Rainholic ini adalah film yang berdurasi 1 menit tanpa dialog. Mengkisahkan tentang persahabatan dua orang laki-laki dari kecil hingga dewasa yang terikat dengan hujan. “Aku tidak menspesifikasikan laki-laki tersebut ke dalam sebuah nama. Film ini bercerita dengan gambar dibantu dengan alunan lagu,” jawabnya ketika ditanya mengenai karakter tokoh di film Rainholic.
Perempuan yang menyukai sutradara Quentin Tarantino dan Wong Kar Wai ini mengatakan kalau film-film pendek di sana konsisten, dalam artian terus meningkatkan skill-nya dan mengembangkan kegiatan perfilman di Banyumas. “Komunitas film, baik yang produksi atau non-produksi, banyak tumbuh tetapi juga banyak yang berakhir dengan ketidakjelasan, tetapi masih banyak juga teman-teman di Purwokerto juga di luar Purwokerto yang peduli dan terus membantu dinamika berkomunitas di Purwokerto hingga saat ini,” tutur Sari yang masih menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman dan aktif di Komunitas Garis Depan dan JKFB.

Untuk mengenal lebih lengkap mengenai JKFB, silahkan kunjungi mereka di http://jkfb.wordpress.com/tentang-jkfb (HT)

Sumber:
http://jkfb.wordpress.com/tentang-jkfb
wawancara dengan Sari Handayani (terima kasih atas waktunya :))






sedikit dari cin(T)a..



































































































































sumber:
http://www.godisadirector.com/En/gallery_movie_still.html
http://www.godisadirector.com/En/gallery_behind_the_scene.html
http://www.godisadirector.com/En/gallery_teaser.html
http://www.facebook.com/pages/cinTa-the-movie/70520353205?v=info&viewas=1382215119#/pages/cinTa-the-movie/70520353205?v=photos&viewas=1382215119
http://www.youtube.com/watch?v=VvXVDo3OHUs

-CL-

Jumat, 12 Juni 2009

cin( T )a the movie

cin ( T ) a
Starring :Saira Jihan/Sunny Soon
Screenplay By :Sally Anom Sari/Sammaria
Directed By :Sammaria Simanjuntak
Produced By :Sembilan Matahari Film - Moonbeam Creations



cin(T)a the movie, God is a Director
.
Film garapan Sammaria Simanjuntak produksi Sembilan Matahari Film -Moonbeam Creation patut diacungi 4 jempol sekaligus. Karya anak bangsa yang mengangkat tema sederhana namun dikemas sedemikian rupa dengan tingkat kreatifitas tinggi ternyata mampu membawa karya tersebut ke jenjang internasional, secara tidak langsung ini membanggakan untuk Indonesia dan dunia perfilman dalam negeri. Premier cin(T)a telah berhasil diselenggarakan di National Film Theater , South Bank, Belvedere Rd, Greater London, dan sekarang sedang roadshow UK, antara lain di Birmingham University(Birmingham); School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London, Thornhaugh Street, Russell Square, London WC1H 0XG (nearest tube station: Russell Square); Northumbria University(Newcastle); Leeds University, (Leeds); Manchester University(Manchester) ; dan akan segera launching dan roadshow di Indonesia juga.

PENASARAAANN??
anda wajib bersabar, saya obati rasa penasaran anda dengan sedikit tentang cin(T)a the movie yaa..

Tema yang diangkat simple kok. Diangkat dari hal-hal yang sudah sering terjadi di kehidupan sehari, hari bahkan mungkin sebagian dari anda sudah pernah mengalaminya. Fenomena cinta yang tidak mampu terwujud karena perbedaan agama.

Cina (Sunny Soon), mahasiswa berumur 18 tahun sudah siap untuk menaklukkan dunia dengan kepercayaan yang kuat, walaupun naif karena belum pernah merasakan kegagalan

Annisa (Saira Jihan), mahasiswi senior berusia 24 tahun yang menunda pendidikannya karena karirnya di bidang industri perfilman. Dia terkenal is a 24 year-old college senior whose education was held back because of her career in the movie industry. Dia cantik dan terkenal namun dia kesepian, ia menggambar wajah sedih di jarinya sampai suatu hari, ada jari lain yang datang dan sepertinya sebentar lagi dia tidak akan kesepian.

God (Tuhan), adalah karakter yang sangat tidak terprediksi. Semua orang mencoba mendeskripsikan Dia, semua orang menganggap mereka mengetahui segalanya tentang Dia. Every art tried to figure Him. But nothing is really like Him...or Her.

Pertanyaan besar yang muncul untuk Tuhan adalah "Why do You create us differently if You onlywant to be woshipped in one way?"

Film ini menggambarkan cinta segitiga antara Cina , Annisa, dan Tuhan dimana keadaannya adalah:

Cina dan Anisa mencintai Tuhan.
Tuhan pun mencintai mereka berdua. Tapi, Cina dan Annisa tidak bisa saling mencintai, karena mereka menyebut Tuhan dengan nama yang berbega (beda agama).

Berbagai diskusi seru di forum-forum online sejak trailer film ini mulai disebarluaskan (walaupun belum resmi) salah satu diskusi membahas tentang apa sih dasar pembuatan film ini?

"Film ini merupakan pertanyaan putus asa melihat kondisi yang ada saat ini. Film ini dibuat karena kegelisahan, ketika semua orang merasa paling benar atas apa yang diyakini, dan menganggap orang yang tidak meyakini apa yang diyakininya itu salah. Baiklah, setiap orang memang harus meyakini apa yang menurutnya paling benar. Tapi seringkali perpecahan itu terjadi karena kita memaksakan orang lain meyakini apa yang kita yakini. Kalau begini caranya, ribut terus dong jadinya :) Satu yang sangat kurang dibudayakan di sini, budaya diskusi!!! Menghargai pendapat orang lain!!! Padahal negara ini negara multikultur.. banyak suku, banyak agama.. Seperti mozaik cantik penghias keberagaman.."
jawab Sammaria Simanjuntak dalam sebuah forum diskusi online.

Cina dan Annisa saling mencintai sebenarnya, namun mereka merasa cinta itu tidak mungkin terwujud karena berbeda kepercayaan.

Anda pernah berada dalam keadaan seperti ini?
dan bagaimana anda menyikapinya?

And this is the crew:

ProducerM. Adi Panuntun/M. Budi Sasono/Sammaria
Executive Producer Roland Samosir/Kathleen Lee
Director Sammaria Simanjuntak
Screenplay Sally Anom Sari/Sammaria
Director of Photography Budi Sasono
Assistant Director of Photography Arie Prabowo
First Assistant Director Burhan Yogaswara
Second Assistant Director Yunitantri
Production Manager Erika Suwarno
Casting Director Nora Samosir
Production Assistant Widya Ekarianie/Fauziah R. S./Dina Rismala/Galih Rakasiwi/Awal Wahyu Rahmadi/Asep Ramdhan/Reza Andika/Shendi Abdi Maulana
Art Director Rezki Ridha
Assistant Art Director Firmansyah
Wardrobe Director Yufie Safitri Sobari
Assistant Wardrobe Director Wenti
Editor Anky Prasetya
Sound Editor Andri Yargana
Composer Muhammad Betadikara
Additional Composer Gugun Strangers/Lanlan Strangers
Behind the Scene Rizky Budi Ramdhani
Photographer Glam Photoloft-Wei Xu/Pepen/Elsa
Graphic Designer Endira Fitriasti Julianda
Titling Designer Erickson Siregar
Publicist A. Andiarti
Film Promotion Dini A. Murdeani
Soundtrack Homogenic/The Ababiels Attack

sumber:
http://www.facebook.com/pages/cinTa-the-movie/70520353205?v=info&viewas=1382215119#/pages/cinTa-the-movie/70520353205?v=wall&viewas=1382215119
http://www.facebook.com/board.php?uid=70520353205
http://www.godisadirector.com



Tipe penonton apakah anda??

Sbagai pecinta film, anda pasti udah ga asing lagi kan sama bioskop?

atau malah pergi ke bioskop udah jadi jadwal wajib yang mendarahdaging?

Well, bicara mengenai bioskop, Tally’s Electric Theater adalah bioskop pertama di dunia yang tepatnya berada di kota Los Angeles, California, dibangun tahun 1902.

Di tanah air, yang namanya bioskop sudah muncul sejak lebih dari seabad lampau. Ini dihitung dari pemutaran “gambar idoep” pertama kali di bioskop Batavia pada tanggal 5 Desember 1900, tepatnya di kawasan Kebon Djahe, Tanah Abang. Film pertama yang diputar kala itu adalah sebuah dokumenter tentang perjalanan ratu Olanda dan Raja Hertog Hendrik di kota Den Haag.

Talbot yang mulai eksis tahun 1900 bisa dibilang pionernya bioskop meskipun tidak permanen, atapnya dari seng, dindingnya dari gedek dan bangunan itu dibawa keliling dari satu kota ke kota lain.


Dari data yang disampaikan Ketua Umum DPP GPBSI (Dewan Pengurus Pusat Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia) H Djonny Syafruddin, SH, akhir 2007 silam, jumlah total bioskop di tanah air mencapai 248 dengan 681 layar. Paling banyak berlokasi di ibukota. Tentu saja jumlah ini masih akan terus bertambah.


Anda, sebagai penonton film di bioskop, sadarkah anda kalau anda berada di salah satu kebiasaan penonton yang bisa dikelompokkan dalam tipe-tipe tertentu?



Beberapa tahun lalu, sineas Joko

Anwar sempat membuat pengelompokan ini dalam filmnya Janji Joni. Secara jenaka dia menggambarkan tipikal penonton dari kebiasaan mereka saat berada di bioskop.Tipe-tipe ini ternyata dari tahun ke tahun nyaris serupa dan berikut penjelasan lebih jauh dari tipe-tipe yang dimaksud:



1. Penonton Cari Perhatian


Kebiasaan nonton di biosop merupakan ajang sosialisasi dengan teman dan kerabat, seen and to be seen, demikian kata rekan sosialite maka tidak heran kalau ada orang yang tampil maksimal dengan penampilan yang wah entah busana bermerk mahal, dandanan lebai, atau aroma tubuh ketumpahan parfum. Penampilan nomer 1 pokoknya, dan dalam filmnya Joko menggambarkan lewar perempuan yang bicara dengan suara keras.

2. Penonton Piknik
Siapa yang tidak sepakat jika bioskop adalah tempat tamasya? Terutama jika sedang ada pemutaran film anak-anak, banyak orangtua yang memboyong mereka nonton bersama lengkap dengan perlengkapan "botram" alias makanannya masing-masing.

3. Penonton Pacaran
Terserah mau dengan lain jenis ataupun sejenis. Bagi mereka yang berusia remaja, nonton bioskop adalah alasan ampuh untuk pergi dari rumah dan menghabiskan waktu berdua. Kebutuhan biologis juga mungkin.. Dalam bioskop, semua sama saja, tidak ada kelas v.i.p atau ekonomi. Semua bisa kencan, semua senang, semua main.. ya film ya penontonnya, sama-sama "memainkan" perannya masing-masing =)

4. Penonton Pembajak
Tipe ini termasuk yang muncul belakangan. Teknologi baru melahirkan tipe penonton jenis ini. Dengan seperangkat kamera video mini, penonton pembajak merekam film dari awal sampai akhir. Maka tak heran, jika anda membeli VCD atau DVD bajakan berkualitas buruk, acapkali terdengar suara penonton ataupun bayangan tubuh penonton yang sedang melintas. Ini tidak baik, pembajakan itu tidak benar, toh harga tiket nonton hari gini masa mahal?

nomat(nonton hemat) aja 5 hari dalam seminggu..

5. Penonton Spoiler
Tipe ini biasa datang dari mereka-mereka yang udah pernah nonton filmnya duluan. "Kalem kalem, nanti pokoknya ujung2nya yang mati 4 orang.."Kalimat macam ini lah yang menghilangkan mood baik dalam menonton, penonton datang ke bioskop untuk mendapatkan cerita. Jadi jika ujungnya sudah diketahui buat apa lagi datang dan memelototi gambar. Gregetnya ilang deh..

6. Penonton Kritikus Film
Kritikus film atau kritikus bukan ini-atau itu atau wartawan film terserah. Merekalah yang biasanya sibuk sendiri saat film diputar. Dengan bantuan penerangan dari ponsel mereka mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari film yang mereka tonton. Namun kini peran ponsel itu sudah tergantikan dengan perangkat gadget yang lebih canggih, entah PDA, communicator atau blackberry.

7. Penonton Ponsel
Penggunaan ponsel marak sejak satu dekade silam, tepatnya akhir 1990-an. Ketika masih jarang pemiliknya, wajar saja jika dia bersikap pamer dengan bicara keras-keras saat menjawab telepon. Sekalipun saat nonton di bioskop. Ternyata, perilaku kampungan ini masih juga belum hilang sama sekali. Sekalipun sudah dibuatkan himbauan larangan penggunaan ponsel saat film diputar, masih banyak yang lempeng aja tak perduli siapa yang di sebelahnya.

8. Penonton Tidur
Tipe penonton ini terbagi lagi atas ada dua macam. Pertama, sang penonton yang sudah kelelahan entah darimana hingga jatuh terlelap. Kedua, film yang ditonton sungguh membosankan hingga lebih baik tidur saja. Tidur terasa sangat nyenyak saat tontonan di hadapan anda sungguh membosankan dan anda merasa rugi untuk beranjak dan meninggalkan tempat sebelum filmnya selesai.

9. Penonton Telmi (Telat Mikir) or "Tell me!"
”Kok jagoannya mati?” atau "loh, kok gitu sih emang dia ngapain tadi?" Jika pertanyaan macam ini datang dari penonton sebelah kita ini namanya malapetaka. Masih mending kalau dia yang bayarin tiket nonton kita.. Kenikmatan menonton akan terganggu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan gak penting itu..

10. Penonton Perfeksionis
Konon penonton macam ini sungguh mengerti seluk-beluk film. Ciri-cirinya: selalu memelototi layar yang ada di depan matanya. Dia akan protes jika gambarnya tidak fokus, apalagi jika sampai rol yang belum datang-datang lantaran harus menunggu si Joni. Nah, jika ada yang teriak-teriak saat terjadi kondisi yang disebut belakangan boleh juga termasuk penonton perfeksionis.

10 tipe penonton sudah dijabarkan dengan jelassss..

so,

tipe penonton macam apakah anda??


sumber:

http://morbid713.voila.web.id/artikel/bioskop-pertama-di-dunia.html

http://morbid713.voila.web.id/artikel/tipe-penonton-bioskop.html

http://www.viddler.com/explore/watchmojo/videos/1839/

http://www.untukku.com/artikel-untukku/sepuluh-tipe-penonton-bioskop-untukku.html

http://www.ahmandonk.com/2008/12/02/sepuluh-tipe-penonton-bioskop/

http://mazzbadai.files.wordpress.com/2009/01/janji-joni.jpg

http://www.janjijoni.com/


[CL]


My Kiss Goodbye to Hollywood

Entah salah siapa kalau akhirnya di Indonesia satu-satunya distributor film adalah 21 dan akhirnya film-film yang beredar di sini cuma itu-itu saja. Kalaupun sekarang ada Blitz Megaplex tetapi sayang harganya nggak merakyat dibanding saingan satu-satunya, 21. Itu-itu saja dalam arti nggak jauh-jauh dari ranah Hollywood. Padahal kalau mau membuka mata lebih lebar, film-film keren datangnya nggak cuma dari tanah impian bernama Hollywood. Kalau kamu adalah orang yang rajin dateng ke festival film perancis, indie, atau apapun selain bioskop, pasti tau banget kalau masih banyak film-film yang jauh lebih keren daripada produksinya Hollywood.
Saya adalah orang pemburu film-film non-Hollywood dan non-western. Saya suka dengan film dari benua tercinta ini, Asia. Lebih tepatnya yang bukan dibikin oleh sutardara Asia yang sudah mainstream di Hollywood, kayak Ang Lee atau Wong Kar Wai. Eits! Hapus dulu pikiran kalau film-film Asia pasti film yang cecintaan cengeng dengan jalan cerita yang mudah ketebak. Kalau formula itu sih bisa kita lihat tiap hari di tv lokal. Film Asia itu lebih deep, jalan cerita yang nggak ketebak, dan jarang nampilin adegan seks vulgar seperti film-filmnya Hollywood.
Berikut saya kasih review film Asia yang mungkin bisa merubah mindset kalau film Asia itu cengeng.



SU-KI-DA

Bisa ditebak kalau film ini berkisah tentang cinta, dari judulnya aja (su-ki-da) berarti i love you. Tapi jangan langsung ngeremehin film yang disutradarai dan ditulis oleh Hiroshi Ishikawa ini. Meski tentang cinta dan berbau sentimentil tetapi film ini punya alur yang nggak ketebak. Inti ceritanya klasik, tentang seorang perempuan (Yu) yang menyukai seorang laki-laki (Yosuke) tetapi nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Film ini beralur lambat dan memiliki banyak adegan tanpa dialog. Hiroshi Ishikawa tampaknya ingin menampilkan unsur panorama di sini.
Film dibuka dengan layar hitam dan tiba-tiba sebuah suara muncul, "Hey, Yosuke ... do you remember? I remember..." Suara itu adalah suara Yu (Aoi Miyazaki) kepada Yosuke (Eita). Cerita pun mengalir mengenai kehidupan Yu dan Yosuke. Yu menyukai Yosuke sejak lama tetapi Yosuke justru menyukai kakak Yu. Suatu hari Yu nekat mencium Yosuke dan tiba-tiba Yosuke pergi begitu saja dari kehidupan Yu.
Tujuh belas tahun kemudian Yu (Hiromi Nagasaku) bertemu lagi dengan Yosuke (Hidetoshi Nishijima) dan Yu masih mencari sisa-sisa perasaannya dari tujuh belas tahun lalu itu.

Quotes:
Yu: [after Yosuke wakes up in the hospital] I love you
Yosuke: Sorry, things are still a little blurry. I didn't c
atch that.
Yu: I love you.
Yosuke: Me too. I love you too

Dua kata yang mungkin timbul: astagaaa......... atau akhirnyaaa.......

Tapi keseluruhan, satu kata untuk menggambarkan film ini: beautiful.

Watch the trailer here.


TURTLES CAN FLY

Film yang disutradarai oleh Bahman Ghobadi ini adalah film yang mewakili Iran di Academy Awards tahun 2004 dalam kategori Foreign Language. Mengisahkan tentang kehidupan anak-anak Iran di tengah perang, tepatnya di masa rezim Saddam Hussein.
Adegan dibuka dengan gambar seorang gadis kecil Kurdistan yang menggendong bocah laki-laki buta, menyusuri jalan menuju tenda pengungsian. Ia mengenakan gaun merah lusuh dengan kain seadanya yang menutup kepala. Gadis cilik itu bernama Agrin (Avaz Latif).
Cerita pun mengalir dengan alur maju-mundur. Mengapa Agrin ingin membunuh bocah laki-laki itu, mengapa ia ingin bunuh diri, adik laki-lakinya yang cacat dan bisa melihat masa depan juga hubungannya dengan Soran alias Satelite (Soran Ebrahim), laki-laki berumur 13 tahun yang menjadi 'bos' sekumpulan anak-anak yatim piatu di pengungsian.
Film ini sangat lirikal dengan penyajian gambar yang indah sekaligus ironis. Misalnya saat Satelite dan sekumpulan anak-anak lainnya dengan santai dan mudahnya membeli senjata di pasar. Adegan Agrin yang berkali-kali mencoba terjun dari tebing dan membakar hidup-hidup dirinya. Juga saat Agrin terang-terangan menunjukkan kekesalan dan kebenciannya pada bocah buta yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi.
Di ending kita semua bakal mengharu biru saat ramalan adik laki-laki Agrin yang cacat benar-benar terwujud.
Masterpiece dengan nilai human interest yang tinggi.

Watch the trailer here.



DETROIT METAL CITY

Akan lebih kocak kalau sebelum menonton ini, ka
mu nonton film Death Note (Shusuke Kaneko) versi non-anime. Karena di sini kamu bakal melihat akting Ken'ichi Matsuyama (yang berperan sebagai L di Death Note) yang jauh berbeda. Film ini diangkat dari manga yang berjudul sama, yang ditulis oleh Kiminori Wakasugi. Sedangkan versi film-nya disutradarai oleh Toshio Lee.
Soichi Negishi (Ken'ichi Matsuyama) adalah laki-laki yang pemalu, kikuk dan ngefans berat sama aliran musik swedish pop dan ingin sekali menjadi bintang pop. Dengan obsesinya itu pula ia merantau ke Tokyo dengan bermodalkan mimpi menjadi bintang pop yang trendi.
Sayangnya nasib nggak berkata begitu, dia justru berakhir sebagai lead di band beraliran metal bernama Detroit Metal City, lengkap dengan dandanan dan kostum "demon emperor" bernama Johannes Krauser II. Meski ini berlawanan keras dengan karakter aslinya dan ia benci dengan pekerjaannya itu, Soichi tetap berusaha untuk band in. Dan ia memang berbakat, sayangnya ia nggak sadar dan tetap berusaha menjadi bintang pop yang stylist.
Kekocakkan film ini ada pada karakter sentral Soichi yang memainkan dua peran, sebagai laki-laki bergaya pop yang pemalu dan kikuk dan juga sebagai lead band metal yang garang.
Aktor Ken'ichi Matsuyama berhasil meraih best Actor untuk film ini diajang Popularity Award. Ia juga dinominasikan sebagai best actor di Asian Film Award.

Watch the trailer here.

Yah, sekian review film Asia dari saya yang mungkin bisa merubah mindset kamu tentang film Asia. Silahkan cari dvd-nya karena semua film ini nggak ditayangin di Indonesia, kecuali Tutrtles Can Fly yang pernah ditayangin di Metro Tv. (HT)

sumber gambar:
www.dlaznmovies.com

http://sipipiapel.blogsome.com
http://www.nusanime.com

sumber:
http://www.imdb.com
http://justvey.blogspot.com



Kamis, 11 Juni 2009

Momen-momen Krusial dalam Industri Film

Abad XIX

.1895.
THE LUMIERES membuat pertunjukkan film pertama yang memungut bayaran di sebuah kafe besar di Boulevard des Capucines, Paris.

Abad XX.

.1903.
EDWIN S. PORTER membuat film kronologis untuk yang pertama kalinya, TH
E GREAT TRAIN ROBBERY. Film ini adalah cikal bakal pembuatan cerita fiksi dalam film.

.1914.
CHARLIE CHAPLIN muncul dengan gaya khas –berkumis dan memakai celana baggy di film komedi panjang pertama Amerika, TILLIE'S PUNCTURED ROMANCE.

.1922.
THE TOLL OF THE SEA adalah film komersial pertama yang menggunakan TEKNIK TWO COLORS (merah dan hijau).

.1926.
Cerita rakyat tradisional LOETOENG KASAROENG diangkat menjadi FILM CERITA PERTAMA DI INDONESIA oleh orang asing bernama L. Heuveldrop.

.1927.
THE JAZZ merupakan film yang pertama kali menggunakan DIALOG.

.1927.
penghargaan ACADEMY AWARDS pertama kali diadakan, sedangkan perayaannya sendiri baru ada dua tahun kemudian.

.1931.
INDONESIA MALAISE adalah film bicara pertama yang disutradarai Wong Bersaudara.

.1933.
Film KING KONG tampil dengan special effect yang jadi inspirasi bagi orang-orang film.

.1936.
Untuk pertama kalinya FILM BEWARNA dibuat di luar studio (outdoor). THE TRIAL OF THE LONESOME PINE.

.1939.
Dua buah film fenomenal, THE WIZARD OF OZ dan GONE WITH THE WIND dibuat pada tahun ini.

.1940.
Dimulainya pembuatan SOUNDIES (film pendek musical hitam putih), yang merupakan awal pembuatan video klip.

.1941.
Munculnya film THE MALTESE FALCON menandai dimulainya GENRE FILM NOIR (yang sering disebut ‘black film’) karena ceritanya yang sinis, suram dan tidak biasa.

.1941.
FILM MUSIKAL BEWARNA pertama di Indonesia, PANTJAWARNA diproduksi.

.1941.
Film THE ADVENTURE OF CAPTAIN MARVEL merupakan pemunculan TOKOH KOMIK SUPERHERO PERTAMA.

.1950.
DARAH DAN DOA (The Long March) adalah film yang punya arti sangat penting karena dianggap sebagai FILM NASIONAL PERTAMA.

.1952.
FILM TIGA DIMENSI (3D) mulai diproduksi tahun ini, di antaranya BWANA DEVIL.

.1975.
STEVEN SPIELBERG, yang waktu itu masih berusia 27 tahun, membuat JAWS, film pertama yang menghasilkan lebih dari $100 juta.

.1978.
Tahun ini diproduksi film musical GREASE, yang berhasil mengalahkan kesuksesan The Sound of Music.

.1982.
Film bertema anak muda sangat digandrungi di masa ini, salah satunya FAST TIMES AT RIDGEMINT HIGH.

.1997.
Film TITANIC dibuat dengan biaya $285 juta dan dibintangi oleh Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet.

.1999.
THE BLAIR WITCH PROJECT adalah FILM INDEPENDEN SUPER SUKSES . film ini Cuma mengeluarkan biaya $35.000 tapi bisa menghasilkan uang sampai $248 juta.

.1999.
KULDESAK, film independent yang disutradarai oleh empat orang – Mira Lesmana, Riri Riza, Rizal Mantovani dan Nan T.Achna berhasil membangkitkan kembali perfilman Indonesia.


.2002.
Sejak film ADA APA DENGAN CINTA? Yang disutradari MIRA LESMANA, banyak muncul cerita sinetron dan film Indonesia yang bertema remaja.

.2004.
THE LORD OF THE RINGS: THE RETURN OF THE KING berhasil mendapatkan 11 ACADEMY AWARDS.

.2008.
AYAT-AYAT CINTA, film religi yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menjadi tunggak bangkitnya kembali film bernuansa islami di perfilman Indonesia.

.2008.
LASKAR PELANGI menggebrak dunia film sekaligus sastra. Film yang disutradarai RIRI RIZA dan diproduseri MIRA LESMANA ini membawa aroma baru di perfilman Indonesia yang didominasi oleh cerita horor dan percintaan remaja.

sumber:
www.wikipedia.org
http://www.filmsite.org
cosmogirl edisi Agustus 2004

Rabu, 10 Juni 2009

MASIH NONTON TV??


apa yang anda tonton?

Coba saya tebak.

Reality show yang tidak real, yang
menggunakan skrip dan casting artis sebelumnya kah?

atau stay tune untuk jajaran sinetron berurut setiap hari sepanjang sore sampai menjelang tengah malam ?

iklan-iklan yang tidak kreatif dan memposisikan anda pada pola hidup konsumtifkah?

atau mungkin infotainment yang berisi kawin cerai dan seputar kehidupan pribadi selebriti?

atau anda merasa terhibur dengan talk show politik dan hardnews?

atau apaa?


Well, para pecandu tv, mari berbagi..


Saya mengenal sebuah keluarga yang memutuskan untuk tidak mengkonsumsi tayangan televisi dan itu sudah berjalan 4 tahun belakangan ini.

Tersedianya tayangan tv di rumah mereka sempat mematikan kreatifitas mereka karena waktu mereka habis untuk setia pada tontonannya ,membuang-buang waktu
dan membuat imajinasi anak tidak berkembang dengan baik, membuat mereka menjadi pasif dan tentu saja konsumtif karena iklan-iklan yang menggiurkan. Disadari dengan cepat, bahwa tayangan-tayangan tv semakin tidak well-educated, maka mereka sepakat untuk tidak menonton siaran tv lagi, baik lokal, nasional atau internasional. Bukan hanya sepakat dalam janji kata, mereka bahkan mencabut kabel antena tv, jadi sama sekali tidak ada siaran yang bisa ditonton.

Tadinya tv menjadi hiburan dikala senggang, namun karena kesepakatan yang dibuat tadi, yang harus dilakukan adalah berfikir hal apa yang bisa dilakukan untuk mengis
i waktu senggang itu.

Pola hidup keluarga tersebut secara otomatis berubah.
Bangun tidur yang biasanya diisi dengan tayangan tv pagi hari, berubah menjadi sarapan sambil rebutan koran atau rebutan komputer untuk bisa online dan update pengetahuan tentang berita dan informasi dunia. Tadinya keperluan akan konsumsi berita menjadi pertimbangan besar
untuk meninggalkan siaran tv, tapi solusi yang disepakati adalah hari gini informasi bisa didapat lewat internet dan surat kabar.

Berikutnya, untuk mengisi waktu senggang yang mendadak terasa banyak karena tidak bisa dihabiskan di depan tv, kreatifitas berkesenian mereka mulai muncul lagi dan bagusnya, sang ayah dan ibu selain kembali berkarya, mereka pun memberikan waktu, ruang ,fasilitas serta kebebasan bagi 3 orang anaknya untuk berkesenian sesuka mereka.

Tembok rumah mereka dipenuhi oleh coretan-coretan, ada grafiti, ada sekedar coretan abstrak si bungsu, ada tanda tangan orang-orang, dimana mungkin keluarga lain menilai itu kotor, keluarga ini bilang itu kreatif. Atau mereka akan bikin keributan dengan latihan perkusi di balkon rumah, atau Gilang si bungsu akan mengeluarkan permainan legonya dan mulai bikin robot besar yang ada di khayalannya, atau melubangi toples kerupuk dan dibuat menjadi topeng untuk main perang-perangan sama teman-temannya.

"Daripada gw nonton tv, mending gw beli pilok, trus bikin sketch up muka gw, gw gambar di kertas, trus gw jiplak di tembok kamar gw pake pilok, hampir sama lah kaya graffiti " kata Gita(20) anak sulung keluarga ini.

TV yang sudah tidak berantena itu tidak didiamkan begitu saja. Selain keluarga seniman berkreatifitas tinggi, mereka sekeluarga adalah pengoleksi dvd film. Ini lah yang dilakukan mereka saat sedang ingin menonton tv, yang ditonton adalah film-film dari dvd. Mungkin sudah beribu-ribu dvd yang mereka miliki dan akan terus bertambah minimal 2 biji setiap minggunya. Ada 1 lemari di rumah mereka yang sudah dipenuhi oleh dvd film, dan ternyata, itu hanya sebagian, sebagian lainnya masih ada di gudang, blm sempat disusun lagi.

Gita mengatakan bahwa dengan nonton dvdpun kita bisa sambil belajar banyak, karena perfilman dunia sekarang sudah sangat maju, jenis-jenis film pun sudah banyak. Kita bisa belajar sejarah dari film-film dokumenter, kita bisa belajar tentang kehidupan dari film-film based on true story, kita bisa tau alat-alat perang dari film-film jaman perang atau kolosal, kita bisa terinspirasi banyak hal yang bisa membuat kita berkarya, terinspirasi dari imanjinasi yang tercipta dari film-film tersebut, dan sebenarnya kita bisa belajar banyak hal dari 1 film yang kita tonton. "Daripada nonton sinetron, udah mah kecanduan gara-gara bersambung terus bikin penasaran, isinya cuma konflik pecintaan dan sandiwara hidup, makin banyak aja pembohong di dunia ini, makin banyak sandiwara di kehidupan nyata.." sambung Gita.

DAN TAHUKAH ANDA,

menurut para peneliti di University of Maryland, dari studi yang dilakukan para sosiolognya menyimpulkan bahwa
Orang tidak bahagia makin banyak menonton TV sedangkan yang "sangat bahagia" akan banyak menghabiskan waktu dengan membaca dan bergaul. Mereka yang kurang bahagia menonton TV 30% lebih banyak dibanding orang yang hidup bahagia. Hasil ini didapat dari penelitian terhadap sekitar 30.000 orang dewasa di Amerika tahun 1975-2006 sebagai survey sosial masyarakat.
"Nonton TV bukanlah aktivitas yang sulit atau perlu keahlian, sehingga orang dengan kemampuan sosial rendah bisa melakukannya," tulis Robinson dan rekannya Steven Martin dalam journal Social Indicators Research yang bakal diterbitkan bulan Desember.
"Lebih jauh, ketidakbahagiaan kronis cenderung membuat seseor
ang atau lingkungannya menjadi lemah dan kemudian mempengaruhi pekerjaan dan aktivitas sosialnya. Dan mereka yang tidak bahagia, bisa dengan mudah terhibur oleh TV." Apakah anda termasuk penderita ketidakbahagiaan kronis?


So..what will u do?
STILL WATCH / TURN OFF YOUR TV ?



sumber:
Manik's family.

http://www.antara.co.id/view/?i=1226883237&c=TEK&s=

http://www.indofamilyteens.com/index.php?option=com_content&task=view&id=988&Itemid=112

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080219124343AAatcOS

http://rayyan.wordpress.com/2009/04/30/siaran-televisi-lokal-makin-nggak
-bener/

-CL-



*gambar 1 : tempat nonton , tidur, kumpul keluarga , dan berkesenian.
*gambar 2: sebagian dari koleksi dvd mereka.